blog pernikahan

Kua online

MUDZAKAROH

JADWAL SHOLAT

New Comment

Mewujudkan Rahmah dalam Rumah Tangga

Diposting oleh M. Aminudin On 20.41

Perkawinan yang langgeng ada dua macam, Pertama; disebabkan salah seoarng pasangan (baik suami maupun isteri) hanya jadi penurut dan patuh apapun yang diinginkan pasangannya, walaupun hati kecilnya berontak. Perkawinan seperti itu boleh jadi dapat memenuhi kebutuhan biologis mereka. Orang luar menilainya sukses dan menganggapnya bahagia. Tapi hakikatnya yang demikian itu merupakan kesuksesan dan kebahagian semu karena ada pihak yang tertekan dalam mahligai rumah tangga

Kedua, adalah perkawinan yang menghasilkan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan bersama, karena masing-masing pasangan baik suami maupun isteri memiliki ketulusan untuk saling memberi dan saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kondisi masing-masing, baik secara fisik maupun nonfisik. Barangkali ada salah seorang dari anda yang merasa kurang berkenan dengan keinginan, ucapan, atau tindakan pasangan, maka janganlah hal itu disimpan dalam hati, melainkan haruslah disampaikan dengan cara yang baik. Yang perlu disadari bahwa menerima atau menolak kehendak pasangan bukan berarti menjatuhkan martabat dan kehormatan, bukan pula bertanda lunturnya kasih dan cinta. Karena untuk mencapai kelanggengan diperlukan kedewasaan dan kematangan berpikir, yang mengantarkan masing-masing pihak menyadari bahwa hidup bersama dalam keadaan bagaimanapun lebih baik dan lebih nikmat daripada hidup sendiri-sendiri secara terpisah.

Beberapa hal yang harus diantisipasi bahwa dalam bahtera rumah tangga, tidak senantiasa dalam keberuntungan. Kegembiraan dan kesedihan, keuntungan dan kerugian, sukacita dan dukacita, adalah romantika yang dialami semua orang. Dalam suasana seperti ini, kiranya penting bagi anda untuk saling menghibur, saling membesarkan hati satu sama lain. Selain itu dalam bahtera rmah tangga juga adakalanya muncul ancaman rutinitas yang dapat melahirkan kebosanan dan kejemuan serta angan-angan yang diakibatkan oleh imajinasi bahwa kepunyaan orang lain lebih gagah atau lebih cantik dari pada yang sedang dimiliki. Seperti kata pepatah, rumput dihalaman orang lain senantiasa tampak lebih hijau. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti itu, ada resep yang ditawarkan Al-Qur’an dalam surat Ar-Rum ayat 21:

“Diantara tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaranNya) adalah bahwa Dia menciptakan untuk kamu sekalian pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri agar kamu merasa tenteram, damai, dan bahagia kepadanya. Dan dijadikan diantara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang berpikir”.

Sebelum anda berdua bersepakat utnuk menikah, tentu masing-masing sudah mencintai satu sama lain. Dalam bahasa Arab, cinta adalah mahabbah, yakni rasa menintai lawan jenis karena daya tarik fisik. Mahabbah merupakan gerbang menuju pernikahan. Setelah pernikahan dilangsungkan, mahabbah diwujudkan menjadi Mawaddah, yaitu hal-hal yang dapat membangkitkan kemauan dan menimbulkan kehendak untuk memadu kasih, mengundang rayu yang akhirnya memadukan hati dan jiwa. Dengan pernikahan pula, Mawaddah, harus dikembangkan menjadi rahmah, yakni rasa saling menyantuni antara suami isteri lantaran jalinan sayang, bukan lantaran daya tarik fisik sebagaimana yang terjadi dalam mahabbah. Dalam rahmah terdapat ikatan lahir batin, tanggung jawab, belaian kasih, dan ikrar untuk ikut bersama dalam pernikahan adalah pangkal tolaknya. Jika suatu pernikahan hanya didasarkan pada mahabbah, kefanaanlah yang akan didapat, karena bentuk rupa akan termakan usia. Pernikahan yang didasarkan pada mawaddah juga akan fana. Karena kebutuhan biologis akan menurun manakala usia memasuki senja. Maka mahabbah dan mawaddah harus diikat dengan rahmah yang tidak mengenal ruang dan waktu, kapanpun dimanapun. Dalam diri pasangan yang diikat oleh rahmah akan beroleh kesempurnaan mahabbah dan mawaddah hingga hari tua akan menjadi penyejuk dikala panas, menjadi senandung pada masa-masa sunyi dan bahkan pada sat ajal tiba. Karena rahmah menjangkau jauh melampaui libido dan insting seksual semata-mata.

Selanjutnya dalam surat At-Taubah ayat 71 Allah berfirman:

“Bahwa orang mukmin laki-laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain”.

Artinya, antara pria (suami) dan wanita (istri) mempuni tugas saling membantu dan saling melengkapi. Jika suami bekerja mencari nafkah di luar rumah, sementara istri berkonsenytrasi mengurus rumah dan pendidikan anak-anak, maka hal ,itu merupakan salah satu bentk dari saling membantu dan saling melengkapi untuk satu tugas yang harus diemban bersama.

Bantu membantu dan saling melengkapi juga menngandung arti saling memperhatikan, dalam arti suami memperhatikan istrinya dan sebaliknya istripun memperhatikan suaminya sehingga terjalin kwerjasama dalam mencvapai hasil terbaik dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dalam satu rumah tangga berlaku pepatah ringan sama dijinjing berat sama dipikul, artinya jangan sampai ada diantara salah satunya merasa menanggung beban lebih berat dari yang lain.

Terakhir saya ingin sampaikan bahwa akad nikah dalam pross pernikahan adalah suatu perjanjian suci antara dua insan yang diikat dengan amanah dan kalimat Allah, Rasulullah Saw. bersabda:

“Saling berwasiatlah tentang istri untuk berbuat baik. Sesungguhnya kalian menerimanya atas dasar amanat Allah dan menjadi halal hungan intim dengannya atas dasar kalimat Allah”.

Serah terima pernikahan dilakukan dengan kalimat Allah, agar disadari sepenuhnya betapa sucinya perjanjian dan ikatan yang terjalin diantara anda berdua. Dengan dua kalimat sederhaa yatiu, ijab dan qabul, terjadilah perubahan besar dalam kehidupan anda berdua yang haram menjadi halal, yang maksiat menjadi ibadah, kewajiban menjadi kesuciuan dan kebebasan menjadi tanggung jawab serta nafsupun berubah menjadi kasih sayang. Perubahan besar itu terjadi, sekali lagi, hanya karena amanat Allah. Inilah yang harus diingat oleh anda berdua sepanjang hayat. Dengan menjaga amanat pernikahan, niscaya anda berdua akan berolah kebahagiaan kini dan nanti (dunia dan akhirat). Amin ya Rabbal’alamin

0 Response to "Mewujudkan Rahmah dalam Rumah Tangga"

Posting Komentar

Tulis komentar anda disini