blog pernikahan

Kua online

MUDZAKAROH

JADWAL SHOLAT

New Comment

Memaknai Isra’Miraj Nabi Muhammad SAW

Diposting oleh M. Aminudin On 21.24

Oleh : Yayat Supriyadi, M.Si


سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا

إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S.Al-Israa’:1)

Isra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa yang dialami oleh Rasulullah SAW pada malam 27 Rajab­ ta­hun ke 12 kenabian beliau, begitu luar biasanya sehingga Allah memfirmankan ayat yang menjadi petunjuk mengenai hal tersebut dengan kata SUBHANA, sebuah ungkapan ketika melihat kejadian yang luar biasa, fantastis dan menakjubkan. Menurut imam Al Harits : Tasbih itu berfungsi sebagai bantahan yang menolak kepada orang-orang kafir, karena setelah nabi Muhammad SAW menceritakan kepada mereka tentang Isra’ mereka mendustakannya. Jadi artinya adalah bahwa Maha Suci Allah dari menjadikan seorang Rasul yang bohong.


Peristiwa perjalanan isra mi’raj ini diungkapkan dengan kata ASRA, kata ini merupakan bentuk transitif (muta’addiy) dalam Al-quran, karena proses perjalanan Rasulullah ini tidak semata-mata perjalanan seorang nabi, akan tetapi peristiwa ini memang merupakan peristiwa Rosulullah SAW yang diperjalankan atas kemauan Allah SWT dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa untuk selanjutnya ke Sidratul Muntaha.

Kata kunci yang ketiga adalah ABDIHI = hamba-Nya. Hamba adalah lemah, hamba adalah tidak berdaya. Di sini jelas, bahwa perjalanan isra’ mi’raj itu bukan kemauan Rasulullah SAW, karena beliau sebagai hamba yang hanya bergantung atas kehendak Allah SWT dalam melakukan perjalannya. Jadi Rosulullah adalah jelas merupakan figur abdi yang mempunyai kelebihan dibanding manusia lainya.

Kata kunci selanjutnya adalah LAILAN = Malam hari. Malam adalah simbol kebalikan dari siang. Dua istilah yang sangat erat dengan konsep waktu. Mengapa harus malam.?

Malam memiliki keheningan dan kesunyian yang luar biasa, malam menyibakkan kegelapan, yang merupakan arah dari pandangan mata yang tidak pernah akan berujung. Dan perjalanan Isra’ wal Mi’raj adalah perjalanan Rasul SAW yang tidak mampu dijejaki ujung finalnya. Alam semesta nan luas …

Selanjutnya adalah Minal Masjidil Haram-ilal Masjidil Aqsha = Dua starting point yang sangat diberkahi. Dua lokasi yang dipilih oleh Allah dengan titik koordinat yang terpisah antara batas utara pergerakan tahunan Matahari. Dua lokasi sebagai kiblat pertama dan terakhir, dan inilah tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya.

Jika kita mau berfikir lebih jauh dalam ayat itu juga dinyatakan dengan kata BAROKNA, ini menandakan bahwa seluruh rangkaian perjalanan ini jelas telah diberkati oleh Allah SWT yang menguasai seisi bumi alam semesta ini.

Peristiwa Isra Mi'raj nabi Muhammad SAW

Isra’ dan Mi’raj merupakan dua peristiwa perjalanan yang berkesinambungan dan kesatuan yang tidak terpisahkan, dua peristiwa perjalanan horisontal dan perjalanan vertikal. Pertama adalah merupakan rangkaian perjalanan secara horisontal, yaitu perjalanan nabi Muhammad SAW dari masjidil haram di makkah ke masjidil Aqsa di Palestina. Sedangkan rangkaian perjalanan kedua adalah merupakan rangkaian perjalanan vertikal, yaitu perjalanan dari masjidil Aqsa di palestina ke Sidratul Muntaha yang dilaksanakan pada malam hari.

Peristiwa Isra’ Mi’raj bermula ketika Malaikat Jibril AS mendapat perintah dari Allah SWT untuk menjemput Nabi Muhammad SAW menghadap Allah SWT. Jibril membangunkan Rasul dan membimbing-nya keluar Masjidil Haram ternyata diluar masjid telah menunggu kendaraan yang lebih dikenal dengan Buraq sebuah kendaraan yang kecepatannya lebih cepat dari kecepatan cahaya dan setiap langkahnya sejauh mata memandang. Jika kita bayangkan kecepatan cahaya adalah 300.000 KM perjam, bagaimana kecepatan kendaraan tersebut??

Berbagai kejadian yang luar biasa telah terjadi dalam peristiwa perjalanan tersebut, selama perjalanan itu Rosulullah telah dipertemukan dan shalat bersama para rosulullah terdahulu, seperti nabi musa AS, nabi Ibrahim AS juga nabi Ismail AS dan para Rosul lainnya. Ketika terjadi diskusi dengan nabi Musa AS yang membahas tentang perintah shalat yang diperintahkan kepada beliau yang awalnya sebanyak 50 waktu, namun Nabi Musa menyarankan agar Rosulullah meminta dispensasi untuk dapat pengurangan keringanan perintah shalat untuk umatnya. Kejadian permohonan dispensasi itupun berlangsung dalam beberapa tahap permohonan dispensasi yang awalnya 50 waktu shalat, kemudian dikurangi menjadi 45 waktu sampai akhirnya menjadi 5 waktu shalat

Kemudian, dalam proses perjalanan selanjutnya Jibril membimbing Rasulullah kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasulullah melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju langit ke tujuh yaitu ke Sidratul Muntaha. Di Sidratul Munthaha inilah, rosulullah diperlihatkan hal-hal yang sangat luar biasa, hal-hal yang menakjubkan yaitu surga jannatunnaim oleh Allah SWT, Subhanallah.

Pesona Sidratul Muntaha

Di sidratul muntaha inilah bagaimana rosulullah diperlihatkan sisi keindahan-keindahan yang ada di seluruh alam semesta, dan keindahan yang ada di surga.

Hal ini digambarkan dalam firman Allah:

“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 - 18).

Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril Rasulullah sambil membaca do’a yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah, segala Rahmat dan kebaikan“.
Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.

Rasul membaca lagi doa yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.

Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanganKu dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.

“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”. Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.

Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.

Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti inilah
mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
Berdasarkan dekonstruksi tersebut akan diperoleh benang merah bahwa Isra' Mi;raj adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad yang benar-benar nyata ada di dunia ini, bukan sekedar mimpi atau pengalaman spiritual belaka. Hasil penyusunan ulang tafsir tentang Isra' Mi'raj secara lebih luas akan lebih memberikan pencerahan bahwa Al Qu'an menjelaskan dalam banyak ayat tentang penciptaan alam semesta, alam semesta, planet-planet, dabbah (makhluk hidup) yang tersebar di bumi dan antariksa, peredaran benda-benda angkasa yang teratur adalah peristiwa yang ditunjukkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung dengan Isra' Mi'raj. Pemahaman ayat-ayat yang berkaitan dengan hal tersebut niscaya akan lebih mudah ketika Nabi Muhammad SAW ditunjukkan secara langsung dengan Isra' Mi'raj, perjalanan pulang pergi dari planet bumi ke Sidratul Muntaha dengan kecepatan terbang malaikat yang 50 kali lebih cepat dari cahaya. (Penulis adalah alumni Program Pascasarjana Universitas Indonesia).

0 Response to "Memaknai Isra’Miraj Nabi Muhammad SAW"

Posting Komentar

Tulis komentar anda disini